Olah Pernapasan | Ketenangan Diri | Puasa Dan Kekuatan Fisik | Meditasi

Minggu, 15 Februari 2015

Obat Demam Berdarah Telah Ditemukan


Prof Max Reynolds dari Universitas Griffith, Australia, membuat temuan obat herbal pembunuh virus demam berdarah (DB). Melalui uji klinis yang dikerjakan oleh Tim Tropical Disease Centre (TDC) Universitas Airlangga Surabaya, obat itu dinyatakan efektif membunuh virus DB. Mungkinkah Indonesia bebas DB dengan ini?
Surabaya-KoPi | Indonesia berada di peringkat ke dua penderita demam berdarah setelah Brazil. Jumlah kematian akibat serangan penyakit ini mencapai 1.125 kasus ( Depkes RI, 2009-2011). Di tahun 2013 penderita demam berdarah sejumlah 48.905 kasus tersebar di 31 provinsi.

Data itu tentu saja merupakan teror bagi masyarakat karena selama ini belum ada obat yang bisa digunakan untuk mencegah atau menyembuhkan.  Penanganan yang biasa dilakukan saat ini hanya berupa istirahat yang banyak, minum banyak cairan dan parasetamol. Selebihnya adalah nasib baik.

Temuan Max Reynolds ini mungkin bisa menjadi revolusi pengobatan dan pencegahan demam berdarah di Indonesia. Dalam uji klinis yang dilakukan oleh Tropical Dease Centre Universitas Airlangga Surabaya membuktikan obat herbal ini mampu membunuh virus DB hingga 97%.

Uji klinis ini melibatkan 530 pasien DB. Setiap pasien diberikan obat anti demam berdarah 2x1 kapsul per hari selama 6 hari. Kemudian diperiksa kadar virus sebelum diberi obat dan jumlah virus setelah diberi obat. Hasilnya ya itu, 97% virus mati.

Profesor Nasronudin, Ph.D ketua tim TDC Unair menjelaskan  bahwa obat itu ternyata juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat hilangnya keluhan dan gejala proses penyembuhannya.

"Selama riset, efek samping obat itu tidak kami temukan. Dari hasil pemeriksaan hasil tes fungsi hati dan fungsi ginjal hasilnya normal. Artinya obat ini tidak toxic pada hati dan juga ginjal, sehingga dimungkinkan untuk dimanfaatkan untuk pengobatan." Katanya pada KoranOpini.
Menurut keterangan, obat herbal ini diekstrak dari tumbuhan semak bernama Melaleuca alternifolia yang di hidup di kawasan Queenland, Australia.
Sayangnya, Obat ini belum diproduksi di Indonesia. Nasronudin menyebut prosesnya masih panjang untuk sampai di tangan masyarakat. Saat ini, katanya, Profesor Max Reynald tengah mengurus segala izin agar obat temuannya ini bisa diproduksi di Indonesia. Jadi bersabarlah Anda.

1 komentar:

rijal mengatakan...

kira kira kalo sekarang sudah ada tidak obat nya di indonesia ?karena penakit dbd sudah mewabah luas.ngeri jadinya

Mersudi Patitising Tindak, Pusakane Titising Hening - Ismail Wiroprojo